Politik dan Kekuasaan

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Politik selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas pengetahuan tentang politik bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan keadaan politik yang kondusif dan berimbang. Dengan keadaan politik yang kondusif dan berimbang, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Dalam Mewujudkan masyarakat yang sejahtera haruslah diawali dengan berpolitik dan penerapan kekuasaan yang sesuai dengan porsi dan tatacaranya. Karena dari situlah akan terbentuk pemerintahan yang baik dan keseimbangan dalam penerapan dan pelaksanaan pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap keadaan politik yang terjadi di negara ini.

B. IDENTIFIKASI MASALAH (LATAR BELAKANG)
Sesuai dengan judul makalah ini “Politik dan Kekuasaan”, terkait dengan pemahaman masyarakat tentang arti politik dan kekuasaan serta dalam pelakasanaannya dalam lingkup pemerinatahan, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Apakah arti politik dan kekuasaan itu sendiri?
2. Dari sudut mana saja kita bisa mengatahui lebih lanjut tentang arti politik dan kekuasaan?
3. Apa keterkaitan antara politik dan kekuasaan ?
C. PEMBATASAN MASALAH.
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
1. Arti politik dan kekuasaan dalam berbagai sudut pandang.
2. Keterkaitan antara politik dan kekuasaan.

D. Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagai mana kita memahami lebih lanjut arti dari politik dan kekuasaan.
2. Apa saja keterkaitan natara politik dan kekuasaan.



BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Politik
Politikadalahproses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
1. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles).
2. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan Negara.
3. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat.
4. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

Ilmu politik mempelajari suatu segi khusus dari kehidupanmasyarakat yang menyangkut soal kekuasaan. Tumpuan kajian ilmu politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu proses sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan tersebut (Miriam Budiharjo, 1992). Sistem itu menurut Deliar Noer (1983) meliputi sistem kekuasaan, wibawa, pengaruh, kepentingan, nilai, keyakinan dan agama, pemilikan, status dan sistem ideologi.

Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi (Ramlan Surbakti,1992). Sedangkan kekuasaan dalam kamus bahasa Indonesia berarti kewenangan yang dialasi kemampuan dan kekuatan untuk menentukan atau mengurus sesuatu atau untuk memerintah.
Dalam teori politik menunjuk pada kemampuan untuk membuat orang lain melakukan sesuatu yang tidak dikehendakinya. Max Webermenuliskan adanya tiga sumber kekuasaan:
1. Perundangundangan yakni kewenangan
2. Kekerasan seperti penguasaan senjata
3. Karisma.

Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
1. Kekuasaan Politik
Menguraikan konsep kekuasaan politik kita perlu melihat pada kedua elemennya, yakni kekuasaan dari akar kata kuasa dan politik yang berasal dari bahasa YunaniPoliteia (berarti kiat memimpin kota (polis)). Sedangkan kuasa dan kekuasaan kerapa dikaitkan dengan kemampuan untuk membuat gerak yang tanpa kehadiran kuasa (kekuasaan) tidak akan terjadi.

2. Legitimasi
Dalam ilmu politik, legitimasi diartikan seberapa jauh masyarakat mau menerima dan mengakui kewenangan, keputusan atau kebijakan yang diambil oleh seorang pemimpin. Dalam konteks legitimasi, maka hubungan antara pemimpin dan masyarakat yang dipimpin lebih ditentukan adalah keputusan masyarakat untuk menerima atau menolak kebijakan yang diambil oleh sang pemimpin.

3. Sistem Politik
Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial.Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap diantara elemen-elemen pembentuknya.Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik.Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik.Dengan merubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat sebagai kebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik.

4. Perilaku Politik
Teori perilaku politik adalah sebagai salah-satu aspek dari ilmu politik yang berusaha untuk mendefinisikan, mengukur dan menjelaskan pengaruh terhadap pandangan politik seseorang, ideologi dan tingkat partisipasi politik.Secara teoritis, perilaku politik dapat diurai dalam tiga pendekatan utama yakni melalui pendekatan sosiologi, psikologi dan rasionalitas.
5. Partisipasi Politik
Partisipasi politik ialah keterlibatan individu atau kelompok pada level terendah sampai yang tertinggi dalam sistem politik. Hal ini berarti bahwa partisipasi politik merupakan bentuk konkret kegiatan politik yang dapat mengabsahkan seseorang berperan serta dalam sistem politik.Dengan demikian, maka setiap individu atau kelompok yang satu dengan yang lainnya akan memiliki perbedaan-perbedaan dalam partisipasi politik; sebab partisipasi menyangkut peran konkrit politik di mana seseorang akan berbeda perannya, strukturnya dan kehendak dari sistem politik yang diikutinya.

6. Proses Politik
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, jika dikaitkan dengan politik maka berkaitan dengan urutan pelaksanaan/langkah-langkah dalam berpolitik yang sesuai dengan sudut pandang politik yang di anut.

7. Partai Politik
Sebuah partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya) dengan cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.

Arti politik yang terekam dari berbagai referensi ilmu politik dapat disimpulkan bahwa terdapattigapenjelasan.
1. Mengidentifikasikan kategori-kategori aktivitas yang membentuk politik. Dalam hal ini Paul Conn menganggap konflik sebagai esensipolitik.
2. Menyusun suatu rumusan yang dapat merangkum apa saja yang dapat dikategorikan sebagai politik. Politik dapat dirumuskan sebagai “siapa mendapat apa, kapan dan bagaimana”.
3. Menyusun daftar pertanyaan yang harus dijawab untuk memahami politik. Melalui daftar pertanyaan diharapkan dapat memberi jawaban dengan gambaran yang tepat mengenai politik (Surbakti, 1992).

Jadi politik akan terkait dengan kekuasaan, negara dan pengaturan hidup bersama dalam upaya mencapai kebaikan bermasyarakat.

Dari keterkaitan antara Politik dan kekuasaan, makadapat diambil definisi kekuasaan sebagai berikut :
1. Kekuasaan adalah kapasitas yang dimilki A untuk mempengaruhi perilaku B, sehingga bertindak sesuai dengan keinginan A.
2. Kekuasaan merupakan suatu kapasitas atau potensi karena kekuasaan bisa ada tetapi tidak digunakan.
3. Aspek penting dari kekuasaan adalah bahwa kekuasaan merupakan fungsi ketergantungan.
4. Ketergantungan adalah hubungan A dengan B ketika A memiliki sesuatu yang diperlukan B. Maka dari itu, semakin besar ketergantungan B pada A, semakin besar pula kekuasaan A dalam hubungan itu.

Serta dasar-dasar atau sumber kekuasaan yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu formal dan nonformal.

1. Kekuasaan Formal
Kekuasaan formal didasarkan pada posisi individu dalam organisasi.Kekuasaan dapat berasal dari kemampuan memaksa dan menghadapi, wewenang formal, dan kendali informasi.
a. Kekuasaan Paksaaan (coercive power)
1) Ketergantungan pada rasa takut
2) Seseorang bereaksi terhasdap kekuasaan ini karena rasa takut akan akibat negative yang mungkin terjadi apabila ia gagal memnuhi. Misalnya dikenakan sanksi-sanksi fisik dan psikologi.

b. Kekuasaaan Hadiah/Imbalan (reward power), lawan dari kekuasaan paksaan.
1) Seseorang mematuhi kemauan atau pengarahan orang lainkarena kepatuhan itu menghasilkan manfaat yang positif.
2) Imbalan dapat berupa keuangan (tingakat upah, kenaikan gaji, bonus) atau non keuangan ( pengakuan atas jasanya, promosi, penugasan kerja yag menarik, dll ).

c. Kekuasaan Hukum ( legitimimate power )
1) Menggambarkan wewenang formal untuk mengendalikan dan mengggunakan sumberdaya organisasi.
2) Posisi wewenang atau kekuasaan mecakup kekuasaan paksaan dan kekuasaan imbalan, sehingga kekuasaan hukum lebih lebih luas daripada kekuasaan paksaaan dan imbalan.

d. Kekuasaan Informasi
1) Berasal dari akses dan pengendalian atas informasi.
2) Orang-orang dalam orgnisasi yang memiliki data atau pengetahuan yang dibutuhkan oleh orang lain dapat membuat orang lain tergantung pada mereka.


2. Kekuasaan Personal
Kekuasaan personal tidak didasarkan pada posisi formal pada organisasi.Ada tiga dasar dari kekuasaan personal, yaitu kepakaran, penghormatan dan kekaguman dari orang lain, serta karisma.
a. Kekuasaan Pakar ( expert power )
1) Pengaruh yang dimiliki seseorang sebagai akibat dari kepakaran atau keadilan, kerterampilan istimewa, dan pengetahuan.
2) Kepekaan telah menjadi salah satu sumber yag paling ampuh karena dunia telah berorientasi teknologi dan pekerjaan menjadi semakin terspesialisasi.

b. Kekuasaan Rujukan ( referent power )
1) Berdasarkan pada identifikasi pada orang yang mempunyai sumberdaya atau ciri pribadi yang diinginkan orang lain.
2) Kekuasaan rujukan berkembang dari pengaruh pengaruh sesorang terhadap orang lain dan keinginan untuk menjadi orang tersebut.
3) Merupakan paksaan dari kekuasaan yang berasal dari kepribadian dan gaya inbterpersonal individu.

Kekuasaan jika dilihat dari sudut pandang dapat bedakan menjadi dua bagian, yaitu kukuasaan yang bersifat positif dan kekuasaan yang bersifat negatif.

1. Kekuasaan bersifat positif
merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada individu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat mempengaruhi dan merubah pemikiran orang lain atau kelompok untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik secara fisik maupun mental.
2. Kekuasaan bersifat Negatif
Merupakan sifat atau watak dari seseorang yang bernuansa arogan, egois, serta apatis dalam mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh pemegang kuasa dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik maupun mental. Biasanya pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini tidak memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang baik,mereka hanya berfikir pendek dalam mengambil keputusan tanpa melakukan pemikiran yang tajam dalam mengambil suatu tindakan, bahkan mereka sendiri terkadang tidak dapat menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan kepada orang atau kelompok yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir tadi. dan biasanya kekuasaan dengan karakter negatif tersebut hanya mencari keuntungan pribadi atau golongan di atas kekuasannya itu. karena mereka tidak memiliki kemampuan atau modal apapun selain kekuasaan untuk menghasilkan apapun, dan para pemegang kekuasaan bersifat negatif tersbut biasanya tidak akan berlangsung lama karena tidak akan mendapatkan dukungan sepenuhnya oleh rakyatnya.

Di negara demokrasi, dimana kekuasaan adalah ditangan rakyat, maka jalan menuju kekuasaan selain melalui jalur birokrasi biasanya ditempuh melalui jalur partai politik. Partai partai politik berusaha untuk merebut konstituen dalam masa pemilu.Partai politik selanjutnya mengirimkan calon anggota untuk mewakili partainya dalam lembaga terjadi di Indonesia dalam Pemilu 2004 maka calon anggota legislatif dipilih langsung oleh rakyat.


Legitimasi kekuasaan
Dalam pemerintahan mempunya makna yang berbeda: "kekuasaan" didefinisikan sebagai "kemampuan untuk mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu yang bila tidak dilakukan", akan tetapi "kewenangan" ini akan mengacu pada klaim legitimasi, pembenaran dan hak untuk melakukan kekuasaan. Sebagai contoh masyarakat boleh jadi memiliki kekuatan untuk menghukum para kriminal dengan hukuman mati tanpa sebuah peradilan sedangkan orang-orang yang beradab percaya pada aturan hukum dan perundangan-undangan dan menganggap bahwa hanya dalam suatu pengadilan yang menurut ketenttuan hukum yang dapat memiliki kewenangan untuk memerintahkan sebuah hukuman mati.
Dalam perkembangan ilmu-ilmu sosial, kekuasaan telah dijadikan subjek penelitian dalam berbagai empiris pengaturan, keluarga (kewenangan orangtua), kelompok-kelompok kecil (kewenangan kepemimpinan informal), dalam organisasi seperti sekolah, tentara, industri dan birokrat (birokrasi dalam organisasi pemerintah) dan masyarakat luas atau organisasi inklusif, mulai dari masyarakat yang paling primitif sampai dengan negara, bangsa-bangsa modern atau organisasi (kewenangan politik)



BAB III
Kesimpulan

ilmu politik selain mempelajari tentang interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk membicarakan dan mewujudkan kebaikan bersama, yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara dan pemerintah melalui perumusan dan Pelaksanaan kebijakan umum, juga membicarakan tentang berbagai upaya perebutan mencari dan mempertahankan kekuasaan.
Politik akan terkait dengan kekuasaan, negara dan pengaturan hidup bersama dalam upaya mencapai kebaikan bermasyarakat.



KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya, kami penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa tentang politik dan kekuasaan terhadap kehidupan sehari-hari yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Politik dan Kekuasaan” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap keadaan poltik dan kekuasaan yang ada di Indonesia saat ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Tim penyusun mohon untuk saran dan kritiknya, terima kasih.

Purwodadi, Desember 2009
Tim penyusun

No comments: